PENGERTIAN
MARKETING MIX
Marketing Mix
atau Bauran Pemasaran ini merupakan serangkaian unsur-unsur
pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai
tujuan dalam pasar sasaran. Pengertian marketing mix menurut Kotler merupakan
sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk meyakinkan objek
pemasaran atau target pasar yang dituju. Sedangkan pengertian marketing mix
menurut Stanton (1978) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, harga, kegiatan
promosi dan sistem distribusi. Rangkaian dari 4 variabel inilah yang disebut juga
sebagai unsur – unsur marketing mix.
7P
DALAM MARKETING MIX
1. PRODUCT
(PRODUK)
Produk merupakan elemen penting dalam sebuah
program pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran
lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk
tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.
PRICE (HARGA)
Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga
merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk
atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil
keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell dan Miniard,
1996).
Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap
individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang
dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schifman and
Kanuk, 2001).
3.
PROMOTION (PROMOSI)
Promosi adalah kegiatan
mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam
saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan
suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan
masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti Koran,
majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail (Baker, 2000:7). Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain (1)
Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Publisitas dan hubungan masyarakat, dan
(4) Pemasaran langsung. Penentuan media promosi yang akan digunakan didasarkan
pada jenis dan bentuk produk itu sendiri.
4. PLACE (SALURAN DISTRIBUSI)
Kotler (2000: 96) menyatakan
bahwa “Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan
segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status
pemiliknya dari produsen ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan
bahwa saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi
untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke
konsumen akhir atau pemakai industri. Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar
dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi memperli hatkan berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa dipe roleh
dan tersedia bagi konsumen sasaran.
5. PEOPLE
(PARTISIPAN)
Yang dimaksud partisipan disini adalah
karyawan penyedia jasa layanan maupun penjualan, atau orang-orang
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses layanan itu
sendiri, misalnya dalam jasa kecantikan :diantaranya adalah para reception, dokter,
dan beauty therapis.
6.
PROCESS (PROSES)
Proses adalah kegiatan yang menunjukkan
bagaimana pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian
barang. Pengelola usaha melalui front liner sering menawarkan berbagai macam
bentuk pelayanan untuk tujuan menarik konsumen. Fasilitas jasa konsultasi
gratis, pengiriman produk, credit card, card member dan fasilitas layanan yang
berpengaruh pada image perusahaan.
7. PHYSICAL
EVIDENCE (LINGKUNGAN FISIK)
Lingkungan fisik adalah keadaan
atau kondisi yang di dalamnya juga termasuk suasana. Karakteristik lingkungan
fisik merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi. Yang
dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan lingkungan
institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, cuaca, pelatakan dan layout
yang nampak atau lingkungan yang penting sebagai obyek stimuli (Belk 1974 dalam
Assael 1992).
ORIENTASI
PASAR
Orientasi pasar merupakan budaya bisnis dimana organisasi
mempunyai komitmen untuk terus berkreasi dalam menciptakan nilai unggul bagi
pelanggan. Narver dan Slater mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya
organisasi yang paling efektif dalam menciptakan perilaku penting untuk
penciptaan nilai unggul bagi pembeli serta kinerja dalam bisnis.
Contoh:
- Nike dan Adidas
Kedua
perusahaan peralatan olahraga tersebut bersaing satu sama lain dengan berusaha
membuat produk yang memiliki kualitas yang baik, dilihat dari penampakan,
keawetan dan kenyamanan saat pemakaian. Orang biasanya membeli kedua
produk tersebut juga karena alasan kualitas produk yang sudah terjamin,
walaupun harganya mahal. Dan kedua perusahaan ini selalu
mengembangkan produknya supaya lebih menarik perhatian masyarakat.
- Sepatu Lukis
Sepatu
yang sempat booming beberapa tahun yang lalu membuat banyak masyarakat
berlomba-lomba mencari dan memakainya, namun karena sudah tidak ada inovasi
yang baru dari sepatu lukis ini lambat laun pun ditinggalkan karena sepatu yang
tidak ada inovasi baru terkesan membosankan dan masyarakat lebih memilih sepatu
‘ber-merk’ yang menjadi trendy saat ini.
Dengan
perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan
orientasi pasar yang akan bertahan dalam jangka panjang, sedangkan perusahaan yang tidak
melakukan orientasi pasar akan ditinggalkan.
PERMASALAHAN
HARGA
Masalah harga dapat memberikan
dorongan bagi produsen karena produsen memiliki prinsip ekonomi yaitu dengan
cara menekan biaya produksi untuk menghasilkan barang produksi sesuai yang
diharapkan.
Contoh tindakan produsen yang berdasarkan prinsip ekonomi, di antaranya
;
1. Menggunakan bahan mentah berkualitas tinggi dengan harga murah
2. Menentukan lokasi pabrik yang
dekat dengan bahan baku
3. Memilih dan menetapkan barang yang akan diproduksi
4. Menetapkan jumlah tenaga kerja
dan alat-alat produksi agar biaya produksi dapat ditekan serendah-rendahnya
Sedangkan pengaruh harga bagi konsumen
dalam menetapkan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
- Harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik bagi para
pembeli untuk membeli barang tersebut. Penetapan harga jual barang yang
tepat tidak juga selalu berarti bahwa harga haruslah ditetapkan rendah atau
serendah mungkin.
- Ketika harga naik produsen juga akan menaikkan produksi sedangkan
konsumen akan mengurangi pembelian, sebaliknya jika harga turun produsen akan
mengurangi produksi agar barangnya laku di pasar dan konsumen akan membeli
ataupun mengonsumsi lebih banyak.
- Banyaknya perusahaan perusahaan lain dalam bisnis menyebabkan terjadinya persaingan
yang tinggi untuk dapat menjaga posisinya dan bertahan, perusahaan harus
memahami karakteristik konsumen mereka dan memahami bagaimana konsumen dalam
memutuskan pembelian, dengan memahami perilaku konsumen dalam proses pengambil
keputusan, maka perusahaan akan dapat mempengaruhinya, sehingga konsumen
tersebut nantinya akan menggunakan produk mereka.
- Sering dijumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah
maka banyak konsumen justru tidak senang karena dengan harga yang murah itu
maka semua orang dapat memakai barang tersebut. Harga merupakan satu-satunya
unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedang unsur lain hanyalah
unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih
banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan
harga tersebut. Tingkat harga yang ditetapkan perusahaan berperan bagi konsumen
dalam menentukan keputusan pembeliannya, karena dalam keputusan pembeliannya
konsumen mengharapkan kualitas dan performa sesuatu produk atau jasa, harga dan
biaya yang tidak terlalu mahal dalam arti sepadan dengan kualitas produk,
keuntungan sosial sebagai hasil dari pembelian tersebut.
SUMBER:
http://rahmania-maulida.blogspot.co.id/2015/11/tugas-4.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar