Sabtu, 03 Juni 2017

Prospek UKM Industri Kreatif di Indonesia

Tugas 2

Globalisasi perekonomian dunia juga memperbesar ketidakpastian terutama karena semakin tingginya mobilisasi modal, manusia, dan sumber daya produksi lainnya. Kemampuan UKM bertahan selama ini di Indonesia menunjukkan potensi kekuatan yang dimiliki UKM Indonesia untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam perdagangan dan perekonomian dunia di masa depan.

Sifat Alami dari Keberadaan UKM

Relatif lebih baiknya UK dibandingkan UM atau UB dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1998 tidak lepas dari sifat alami dari keberadaan UK yang berbeda dengan sifat alami dari keberadaan UM apalagi UB di Indonesia. Sifat alami yang berbeda ini sangat penting untuk dipahami agar dapat memprediksikan masa depan UK atau UKM. UK pada umumnya membuat barang-barang konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Sebagian dari pengusaha kecil dan pekerjanya di Indonesia adalah kelompok masyarakat berpendidikan rendah (SD) dan kebanyakan dari mereka menggunakan mesin serta alat produksi sederhana atau implikasi dari mereka sendiri. UK sebenarnya tidak terlalu tergantung pada fasilitas-fasilitas dari pemerintah termasuk skim-skim kredit murah. Untuk mengetahui besarnya dampak dan proses terjadinya dampak tersebut dari suatu gejolak ekonomi seperti krisis tahun 1998 terhadap UK perlu dianalisis dari dua sisi :

–  Penawaran
–  Permintaan

Dari sisi penawaran, pada saat krisis berlangsung banyak pengusaha-pengusaha kecil terpaksa menutup usaha mereka karena mahalnya biaya pengadaan bahan baku dan input lainnya terutama yang diimpor akibat apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Namun, krisis ekonomi tahun 1998 memberi suatu dorongan positif bagi pertumbuhan UK (dan mungkin hingga tingkat tertentu bagi pertumbuhan UM) di Indonesia. Bagi banyak orang khususnya dari kelompok masyarakat berpendapatan rendah atau penduduk miskin UK berperan sebagai salah satu the last resort yang memberi sumber pendapatan secukupnya atau penghasilan tambahan.

Dari sisi permintaan salah satu dampak negatif dari krisis ekonomi tahun 1998 yang sangat nyata adalah merosotnya tingkat pendapatan riil masyarakat per kapita. UK di Indonesia hingga saat ini tetap ada bahkan jumlahnya terus bertambah walaupun mendapat persaingan ketat dari UM, UB dan dari produk-produk M serta iklim berusaha yang selama ini terlalu kondusif akibat kebijakan-kebijakan pemerintah yang dalam prakteknya tidak terlalu “pro” UK.

Pada umumnya produk-produk buatan UK adalah dari kategori inferior yang harganya relatif murah daripada harga dari produk sejenis buatan UM dan UB atau M. Struktur pasar output dualisme ini yang membuat UK bisa bertahan dalam persaingan dengan UM, UB dan produk-produk M.

Kemampuan UKM

Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia terdapat tiga faktor kompetitif yang akan menjadi dominan dalam menentukan bagus tidaknya prospek dari suatu usaha antara lain:
1. Kemajuan T
2. Penguasaan ilmu pengetahuan
3. Kualitas SDM yang tinggi (profesionalisme)

Indonesia memiliki potensi pengembangan industri kreatif yang sangat besar. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat bahwa Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa. Setiap suku memiliki bahasa, tarian, rumah adat, pakaian adat, dan makanan khas yang beragam. Selain kekayaan demografi, Indonesia tersusun dari 17.504 gugusan pulau; menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang mengagumkan. Kekayaan budaya nusantara inilah yang menjadi penyubur berkembangnya industri kreatif di Indonesia sekaligus suatu keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki negara lain.
Indonesia yang saat ini tengah mengalami bonus demografi memiliki porsi jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia nonproduktif. Industri kreatif yang banyak dimotori kaum muda dapat berkembang pesat saat bonus demografi berlangsung.
Selain faktor kekayaan budaya dan sumber daya manusia, Indonesia juga mengalami kondisi ekonomi yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah masyarakat berpendapatan menengah. Peningkatan kemampuan ekonomi dan daya beli masyarakat merupakan peluang yang menguntungkan bagi industri kreatif dalam negeri untuk terus berkembang. Masyarakat rela membayar sedikit mahal untuk membeli barang yang lebih berkualitas.
Di sisi lain, industri kreatif domestik juga menghadapi tantangan yang cukup berat. Memasuki era pasar bebas ASEAN akhir 2015 mendatang, industri kreatif dalam negeri harus bersaing dengan produk-produk impor dengan harga dan kualitas yang kompetitif, khususnya produk-produk dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan kenaikan jumlah masyarakat berpendapatan menengah menjadikan Indonesia sebuah pasar yang sangat menarik, tidak hanya bagi negara-negara di kawasan ASEAN, tetapi juga negara lain seperti Jepang, Korea, China, dan Eropa. Selain kualitas produk, faktor lain yang tidak kalah penting bagi produk industri kreatif adalah menciptakan brand image produk lokal. Strategi marketing dan branding produk industri kreatif Indonesia perlu ditingkatkan sehingga dapat menghasilkan nilai tambah dan berdaya saing.

Industri kreatif sangat bergantung dengan kualitas sumber daya manusia. Bonus demografi di Indonesia dapat mendorong berkembangnya industri kreatif asal diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Jika banyaknya jumlah penduduk tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas, kondisi tersebut hanya akan menambah angka ketergantungan.

 Sumber :
Anggota Kelompok 10 :
Annisa Dian Pratiwi (20216940)
Nafila Qinananti Alifyanur Rachmanda (25216287)
Syafa Devi Wicinda (27216216)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar